Obat anti obesitas yang dijual bebas semakin marak akhir-akhir ini. Masyarakat diharuskan untuk lebih teliti dan cermat dalam memilih obat anti gemuk ini, agar tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Sebaiknya beli obat anti gemuk yang telah diizinkan Badan Pengawas Obat dan Makanan karena keamanannya lebih terjamin.
"Ada beberapa obat anti obesitas yang efektif dan aman di pasaran, tapi kami prihatin dengan beredarnya berbagai obat yang mengklaim sebagai obat anti obesitas tanpa didukung oleh penelitian yang memadai," ujar Dr Victor Tambunan, MS, SpGK dalam acara seminar media 'Keamanan Obat Anti Obesitas Terkait Perijinan BPOM' di Annex Building, Jakarta, Rabu (1/12/2010).
Obat penurun berat badan ada 2 jenis, yaitu:
1. Obat yang bekerja sentral, yaitu bekerja di saraf pusat dengan cara menekan nafsu makan, meningkatkan rasa kenyang, menaikkan metabolisme sehingga seseorang cenderung berkeringat.
2. Obat yang bekerja lokal, yaitu obat yang bekerja di usus dengan cara menghambat penyerapan zat gizi seperti lemak.
Bagaimana menentukan obat anti obesitas yang tepat?
Menurut dr Johannes Chandrawinata, MND, SpGK untuk menentukan pemilihan obat didasarkan pada indikasi dan juga kontra indikasi. Biasanya seseorang harus diukur terlebih dahulu tekanan darah, denyut nadi dan juga riwayat penyakit terdahulu atau yang sekarang dialami. Serta penilaian klinis mengenai risiko dan keuntungannya.
Di Indonesia obat anti obesitas yang mendapatkan izin edar oleh BPOM adalah:
1. Diethylpropion (obat jangka pendek)
2. Orlistat (obat jangka panjang).
Kedua obat ini, ada yang dikonsumsi satu jenis saja tapi ada juga yang kombinasi.
"Jika memerlukan pengobatan, penderita obesitas harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk memastikan bahwa mereka mendapatkan obat yang efektif dan aman, serta sudah terbukti melalui uji klinis," ungkapnya.
Sementara itu Dra Endang Woro Tedjiwati, M.Sc dari BPOM menuturkan bahwa obat anti obesitas umumnya termasuk golongan obat keras.
Jadi masyarakat sebaiknya jangan membeli obat anti obesitas tanpa menggunakan resep dokter, serta belilah di apotek yang memiliki apoteker dan bukan di toko obat bebas.[detikhealth]
No comments:
Post a Comment